Inovasi Diversifikasi Produk Pangan Fungsional Empon-Empon: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Ekonomi Desa Kedungkeris

·

·

Balai Kelurahan Kedungkeris, Kecamatan Nglipar – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Mataram yang dipimpin oleh Dr. Masrukan, STP., MSc. sukses menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Inovasi Diversifikasi Produk Pangan Fungsional Berbasis Empon-Empon Lokal sebagai Strategi Ketahanan Pangan” di Balai Kelurahan Kedungkeris, pada hari Senin (08/09/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam mengolah hasil pertanian lokal, khususnya empon-empon, menjadi produk yang bernilai tambah secara ekonomi dan berkelanjutan.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Masrukan, STP., MSc., yang menekankan pentingnya pengolahan dan pemasaran produk berbasis empon-empon untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat desa. Selain itu, beliau juga menyampaikan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dengan pembuatan website desa Kedungkeris sebagai sarana promosi produk lokal yang lebih luas.

Kegiatan ini juga mendapat sambutan hangat dari Bapak Rusdi Martono, S.Pd., Kepala Kelurahan Kedungkeris, yang berharap agar kegiatan ini dapat memotivasi kelompok tani TOGA (Tanaman Obat Keluarga) untuk lebih mengoptimalkan hasil empon-empon, khususnya kunyit. “Harapannya, petani tidak hanya memanen kunyit sekali setahun, tetapi mampu mengolahnya menjadi produk yang dikenal luas dengan nilai ekonomi tinggi,” ujar Bapak Rusdi.

Materi pertama disampaikan oleh Bapak Eman Darmawan, S.TP., MP., yang membahas tentang kajian proses pengeringan dan masa simpan produk empon-empon, dengan fokus utama pada kunyit. Beliau menjelaskan tahapan teknis yang harus dilakukan mulai dari pemanenan hingga penggilingan menjadi bubuk dengan kualitas terbaik. “Kebersihan bahan baku menjadi faktor utama dalam menjaga kualitas dan daya saing produk,” tegas Bapak Eman.

Sesi berikutnya diisi oleh Bapak Bahri, SE., MM., yang membagikan materi mengenai inovasi dan strategi manajemen pemasaran produk diversifikasi empon-empon. Beliau menekankan pentingnya branding dan penggunaan teknologi dalam pemasaran produk. “Produk yang memiliki ijin usaha dan branding yang kuat akan memiliki daya saing di pasar modern,” ujar Bapak Bahri.

Ibu Dwi Kuntari, Amd., Keb., founder Jamu Deka, menutup acara dengan kisah inspiratifnya dalam membangun usaha jamu berbasis bahan fungsional. Ibu Dwi memperkenalkan berbagai produk diversifikasi seperti jamu, sirup, dan serbuk rimpang untuk campuran minuman sehat. “Dengan pendekatan branding yang konsisten dan pemanfaatan bahan lokal, Jamu Deka kini dikenal luas sebagai produk sehat berbasis tradisi,” ungkap Ibu Dwi.

Di penghujung acara, peserta diajak untuk berdiskusi dan menegaskan pentingnya pemanfaatan potensi pangan lokal melalui pengolahan yang baik dan strategi pemasaran yang relevan. Sebagai bentuk dukungan, tim pengabdian masyarakat juga menyerahkan bantuan alat berupa mesin pengemas dan mesin food dehydrator kepada kelompok tani untuk mendukung proses pengemasan produk.

Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan sesi praktik pengolahan produk empon-empon dan penyerahan bantuan alat tambahan, yang diharapkan dapat mendukung kelancaran pengembangan produk unggulan desa Kedungkeris. Pendampingan ini diharapkan dapat berkelanjutan dan mendorong lahirnya produk-produk unggulan yang inovatif, sehat, dan berdaya saing di pasar.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *